Tuesday, May 14, 2013

KEPERAWATAN FARMATOLOGI

TETRACYCLINE

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
Dosen Pengampu :

Disusun oleh :
1.Methania      (2320122057 /IA/39)
2.Putu Ayu     ( 2320122058/IA/40)
3.Wardhani     (2320122059/IA/41)



AKADEMI KEPERAWATAN
YOGYAKARTA
2013 / 2014

DAFTAR ISI

BAB.1. PENDAHULUAN
1.1.    Sejarah dan asal mula………………………………….
1.2.    Definisi Tetrasiklin…………………………………….

BAB.2. MEKANISME AKSI
    2.1.     Farmakokinetik………………………………………..
    2.2.     Farmakodinamik………………………………………
    2.3.     Interaksi obat………………………………………….

BAB.3. PENGGUNAAN KLINIS
    3.1.     Penyakit yang berkaitan……………………………….
    3.2.     Contoh obat……………………………………………
    3.3.     Efek samping obat……………………………………..
    3.4.     Resistensi………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya dan hidayah-Nya  sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “TETRACYCLINE”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi jurusan keperawatan Notokusumo Yogyakarta.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :

1.    selaku pembimbing pengampu mata kuliah Farmakologi
2.    Semua pihak yang telah membantu terselesaikanlah makalah ini.

Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.

BAB I
PENDAHULUAN

1.    Sejarah dan asal mula
    Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Berita tentang Tetrasiklin yang dipatenkan pertama kali tahun 1955. Tetrasiklin merupakan antibiotika yang memberi harapan dan sudah terbukti menjadi salah satu penemuan antibiotika penting (1).
    Antibiotik golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh dari spesies Streptomyces lain (1).
    Para tetrasiklin adalah suatu keluarga besar antibiotik yang ditemukan sebagai produk alami oleh Benjamin Minge Duggar dan pertama kali dijelaskan pada 1948.Di bawah Yellapragada Subbarao , Benjamin Duggar membuat penemuan pertama dunia antibiotik tetrasiklin, Aureomycin , pada tahun 1945 (2).
    Pada tahun 1950, Profesor Harvard Robert Woodward menentukan struktur kimia Terramycin, nama merek untuk anggota keluarga tetrasiklin; paten perlindungan untuk fermentasi dan produksi juga pertama kali diterbitkan pada tahun 1950.  Sebuah tim riset dari tujuh ilmuwan di Pfizer, bekerja sama dengan Woodward, berpartisipasi dalam dua tahun penelitian yang mengarah ke penemuan tersebut (2).
    Nubia mumi telah dipelajari pada 1990-an dan ditemukan mengandung level signifikan tetracycline; ada bukti bahwa bir brewed pada saat itu bisa saja sumbernya.Tetracycline memicu pengembangan banyak antibiotik kimiawi berubah dan dalam melakukannya terbukti menjadi salah satu penemuan paling penting yang dibuat dalam bidang antibiotik.  Hal ini digunakan untuk mengobati bakteri gram positif dan gram-negatif banyak dan beberapa protozoa. Ini, seperti beberapa antibiotik lainnya, juga digunakan dalam pengobatan jerawat (2).            
2.    Definisi Tetrasiklin
    Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam HClnya mudah larut. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang potensinya (1).
    Tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang diperolah denga cara deklorrinasi klortetrasiklina, reduksi oksitetrasiklina, atau denga fermentasi (3).
    Tetrasiklin mempunyai mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 975 μg tetrasiklin hidroklorida,(C22H24N2O8.HCl),per mg di hitung terhadap zat anhidrat (4).
    Struktur kimia dari tetrasiklin adalah sebagai berikut:


Gambar.1.Struktur Tetrasiklin (2)

Tabel 1. Struktur kimia golongan tetrasiklin (1)
Jenis tetrasiklin    Gugus
    R1    R2    R3
1. Klortetrasiklin     -Cl         -CH3,     -OH    -H,     -H
2. Oksitetrasiklin     -H         -CH3,     -OH    -OH,     -H 
3. Tetrasiklin         -H        -CH3,     -OH    -H,     -H
4. Demeklosiklin     -Cl         -H,     -OH    -H,     -H 
5. Doksisiklin          -H         -CH3,     -H    -OH,    -H  
6. Minosiklin          -N(CH3)2    -H,     -H     -H,     -H
   
Tetracycline adalah spektrum luas Poliketida antibiotik yang dihasilkan oleh Streptomyces genus dari Actinobacteria , diindikasikan untuk digunakan melawan infeksi bakteri banyak.  Ini adalah inhibitor sintesis protein.  Hal ini umumnya digunakan untuk mengobati jerawat hari ini, dan yang lebih baru, rosacea , dan memainkan peran historis dalam memerangi kolera di negara maju.  Itu dijual dengan merek Sumycin, Terramycin, Tetracyn, dan Panmycin, antara lain. Actisite adalah seperti bentuk-serat benang, digunakan dalam aplikasi gigi.  Hal ini juga digunakan untuk memproduksi turunan semi-sintetik beberapa yang bersama-sama dikenal sebagai antibiotik tetrasiklin (3).
    Menurut farmakope Indonesia Edisi 4, Tetrasiklin memiliki pemerian serbuk hablur kuning, tidak berbau. Stabil di udara tetapi pada pemaparan dengan cahaya matahari kuat, menjadi gelap. Dalam laruta dengan pH lebih kecil dari 2, potensi berkurang dan cepat rusak dalam larutan alkali hidroksida (4).
    Tetrasiklin mempunyai kelarutan sangat sukar larut dalam air, larut dalam 50 bagian etanol (95%) P, praktis tidak larut dalam kloroform P, dan dalam eter P. Larut dalam asam encer, larut dalam alkali disertai peruraian (3).
    Tetrasiklin adalah salah satu antibiotik yang dapat menghambat sintesis protein pada perkembangan organisme. Antibiotik ini diketahui dapat menghambat kalsifikasi dalam pembentukan tulang. Tetrasiklin diketahui dapat menghambat sintesis protein pada sel prokariot maupun sel eukariot. Mekanisme kerja penghambatannya, yaitu tetrasiklin menghambat masuknya aminoasil-tRNA ke tempat aseptor A pada kompleks mRNA-ribosom, sehingga menghalangi penggabungan asam amino ke rantai peptide (7).

BAB 2
MEKANISME AKSI

2.1.    FARMAKOKINETIK
2.1.1.    Absorbsi
    Kira-kira 30-80% tetrasklin diserap lewat saluran cerna. Doksisiklin dan minosiklin diserap lebih dari 90%. Absorpsi ini sebagian besar berlangsung di lambung dan usus halus bagian atas. Berbagai faktor dapat menghambat penyerapan tetrasiklin seperti adanya makanan dalam lambung (kecuali doksisiklin dan monosiklin), pH tinggi, pembentukan kelat (kompleks tetrasiklin dengan zat lain yang sukar diserap seperti kation Ca2+, Mg2+, Fe2+, Al3+, yang terdapat dalam susu dan antasid). Oleh sebab itu sebaiknya tetrasiklin diberikan sebelum atau 2 jam setelah makan (1).
    Tetrasiklin fosfat kompleks tidak terbukti lebih baik absorbsinya dari sediaan tetrasiklin biasa (1).

2.1.2.    Distribusi
     Dalam plasma serum jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam jumlah yang bervariasi. Pemberian oral 250 mg tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin tiap 6 jam menghasilkan kadar sekitar 2,0-2,5 μg/ml (1).
    Masa paruh doksisiklin tidak berubah pada insufisiensi ginjal sehingga obat ini boleh diberikan pada gagal ginjal. Dalam cairan serebrospinal (CSS) kadar golongan tetrasiklin hanya 10-20% kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak tergantung dari adanya meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dalam jaringan tubuh cukup baik. Obat golongan ini ditimbun dalam sistem retikuloendotelial di hati, limpa dan sumsum tulang, serta di dentin dan email gigi yang belum bererupsi. Golongan tetrasiklin menembus sawar uri, dan terdapat dalam air susu ibu dalam kadar yang relatif tinggi. Dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya, daya penetrasi doksisiklin dan minosiklin ke jaringan lebih baik (1).

2.1.3.    Metabolisme
    Obat golongan ini tidak dimetabolisme secara berarti di hati. Doksisiklin dan minosiklin mengalami metabolisme di hati yang cukup berarti sehingga aman diberikan pada pasien gagal ginjal (1).
       
2.1.4.    Ekskresi
    Golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin berdasarkan filtrasi glomerulus. Pada pemberian per oral kira-kira 20-55% golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin. Golongan tetrasiklin yang diekskresi oleh hati ke dalam empedu mencapai kadar 10 kali kadar serum. Sebagian besar obat yang diekskresi ke dalam lumen usus ini mengalami sirkulasi enterohepatik; maka obat ini masih terdapat dalam darah untuk waktu lama setelah terapi dihentikan. Bila terjadi obstruksi pada saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini akan mengalami kumulasi dalam darah. Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja (1).
    Antibiotik golongan tetrasiklin yang diberi per oral dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan sifat farmakokinetiknya, yaitu :
a.    Tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin. Absorpsi kelompok tetrasiklin ini tidak lengkap dengan masa paruh 6-12 jam.
b.    Demetilklortetrasiklin. Absorpsinya lebih baik dari masa paruhnya kira-kira 16 jam sehingga cukup diberikan 150mg per oral tiap 6 jam.
c.    Doksisiklin dan minosiklin. Absorpsinya baik sekali dan masa paruhnya 17-20 jam. Tetrasiklin golongan ini cukup diberikan 1 atau 2 kali 100 mg sehari (1).

2.2.    FARMAKODINAMIK
    Golongan tetrasiklin menghambat sintesisprotein bakteri pada ribosomnya. Paling sedikit terjadi dua proses dalam masuknya anti biotik ke dalam ribosom bakteri gram negative, pertama secara difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk anti biotik berikatan secara revarsible dengan ribosom 30S dan mencegah ikatan tRNA – amino asil pada kompleks mRNA – ribosom. Hal tersebut mencegah perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan berakibat terhentinya sintesis protein (1)

2.3.    INTERAKSI OBAT
     Golongan tetrasiklin dengan antasida ( termasuk garan alimunium, kalsium, atau magnsium), garam besi, garan zink. Menyababkan absorpsi dan kadar serum tetrasiklin turun.
    Pengatasan : tetrasiklin diberikan 1 jam sebalum atau 2 jam setelah antasida.
     Golongan tetrasiklin dengan garam bismuth menyebabkan kadar serum tetrasiklin turun.
    Pengatasan : bismuth diberikan 2 jam setelah tetrasiklin
     Golongan tetrasiklin dengan cholestyramine atau colestipol menyebabkan absorpsi tetrasiklin turun sehingga kadar serumnya juga turun.
    Pengatasan : bila perlu dilakukan penyesuaian dosis tetrasiklin.
     Golongan tetrasiklin dengan pengalkali urin (contoh: Na. Laktat, K. Sitrat) menyababkan terjadi peningkatan ekskresi dan penurunan kadar serum tetrasiklin.
    Pengatasan : pemisahan waktu pemakaian 3-4 jam atau bila perlu dilakukan peningkatan dosis tetrasiklin ( jika pH urin naik signifikan)
     Golongan tetrasiklin dengan anti koagulan oral. Efek antikoagualan meningkat karena berkurangnya vitamin K yang diproduksi bakteri dalam usus akibat pemakaian tetrasiklin.
    Pengatasan : monitor parameter anti koagualan dan bila perlu dosis anti koagualan disesuaikan.
     Golongan tetrasiklin dengan kontrasepsi oral. Tetrasiklin mempengaruhi resirkulasi enterohepatik kontrasepsi steroid, sehingga menurunkan efeknya.
     Golongan tetrasiklin denga digoxin. Dapat terjadi peningkatan kadar serum digoxin pada sejumlah kecil pasien ( sekitar 10%).
    Pengatasan : monitor kadar digoxin dan tanda-tanda toksisitasnya.

No comments:

Post a Comment