TETRACYCLINE
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
1.Methania (2320122057 /IA/39)
2.Putu Ayu ( 2320122058/IA/40)
3.Wardhani (2320122059/IA/41)
AKADEMI KEPERAWATAN
YOGYAKARTA
2013 / 2014
DAFTAR ISI
BAB.1. PENDAHULUAN
1.1. Sejarah dan asal mula………………………………….
1.2. Definisi Tetrasiklin…………………………………….
BAB.2. MEKANISME AKSI
2.1. Farmakokinetik………………………………………..
2.2. Farmakodinamik………………………………………
2.3. Interaksi obat………………………………………….
BAB.3. PENGGUNAAN KLINIS
3.1. Penyakit yang berkaitan……………………………….
3.2. Contoh obat……………………………………………
3.3. Efek samping obat……………………………………..
3.4. Resistensi………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmatnya dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“TETRACYCLINE”.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Farmakologi jurusan keperawatan Notokusumo Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. selaku pembimbing pengampu mata kuliah Farmakologi
2. Semua pihak yang telah membantu terselesaikanlah makalah ini.
Kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan makalah selanjutnya menjadi lebih baik.
BAB I
PENDAHULUAN
1. Sejarah dan asal mula
Tetrasiklin pertama kali ditemukan oleh Lloyd Conover. Berita tentang
Tetrasiklin yang dipatenkan pertama kali tahun 1955. Tetrasiklin
merupakan antibiotika yang memberi harapan dan sudah terbukti menjadi
salah satu penemuan antibiotika penting (1).
Antibiotik
golongan tetrasiklin yang pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang
dihasilkan oleh Streptomyces aureofaciens. Kemudian ditemukan
oksitetrasiklin dari Streptomyces rimosus. Tetrasiklin sendiri dibuat
secara semisintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga dapat diperoleh
dari spesies Streptomyces lain (1).
Para tetrasiklin adalah
suatu keluarga besar antibiotik yang ditemukan sebagai produk alami oleh
Benjamin Minge Duggar dan pertama kali dijelaskan pada 1948.Di bawah
Yellapragada Subbarao , Benjamin Duggar membuat penemuan pertama dunia
antibiotik tetrasiklin, Aureomycin , pada tahun 1945 (2).
Pada
tahun 1950, Profesor Harvard Robert Woodward menentukan struktur kimia
Terramycin, nama merek untuk anggota keluarga tetrasiklin; paten
perlindungan untuk fermentasi dan produksi juga pertama kali diterbitkan
pada tahun 1950. Sebuah tim riset dari tujuh ilmuwan di Pfizer,
bekerja sama dengan Woodward, berpartisipasi dalam dua tahun penelitian
yang mengarah ke penemuan tersebut (2).
Nubia mumi telah
dipelajari pada 1990-an dan ditemukan mengandung level signifikan
tetracycline; ada bukti bahwa bir brewed pada saat itu bisa saja
sumbernya.Tetracycline memicu pengembangan banyak antibiotik kimiawi
berubah dan dalam melakukannya terbukti menjadi salah satu penemuan
paling penting yang dibuat dalam bidang antibiotik. Hal ini digunakan
untuk mengobati bakteri gram positif dan gram-negatif banyak dan
beberapa protozoa. Ini, seperti beberapa antibiotik lainnya, juga
digunakan dalam pengobatan jerawat (2).
2. Definisi Tetrasiklin
Tetrasiklin merupakan basa yang sukar larut dalam air, tetapi bentuk
garam natrium atau garam HClnya mudah larut. Dalam keadaan kering,
bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat relatif stabil. Dalam
larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat berkurang
potensinya (1).
Tetrasiklin adalah zat anti mikroba yang
diperolah denga cara deklorrinasi klortetrasiklina, reduksi
oksitetrasiklina, atau denga fermentasi (3).
Tetrasiklin
mempunyai mempunyai potensi setara dengan tidak kurang dari 975 μg
tetrasiklin hidroklorida,(C22H24N2O8.HCl),per mg di hitung terhadap zat
anhidrat (4).
Struktur kimia dari tetrasiklin adalah sebagai berikut:
Gambar.1.Struktur Tetrasiklin (2)
Tabel 1. Struktur kimia golongan tetrasiklin (1)
Jenis tetrasiklin Gugus
R1 R2 R3
1. Klortetrasiklin -Cl -CH3, -OH -H, -H
2. Oksitetrasiklin -H -CH3, -OH -OH, -H
3. Tetrasiklin -H -CH3, -OH -H, -H
4. Demeklosiklin -Cl -H, -OH -H, -H
5. Doksisiklin -H -CH3, -H -OH, -H
6. Minosiklin -N(CH3)2 -H, -H -H, -H
Tetracycline
adalah spektrum luas Poliketida antibiotik yang dihasilkan oleh
Streptomyces genus dari Actinobacteria , diindikasikan untuk digunakan
melawan infeksi bakteri banyak. Ini adalah inhibitor sintesis protein.
Hal ini umumnya digunakan untuk mengobati jerawat hari ini, dan yang
lebih baru, rosacea , dan memainkan peran historis dalam memerangi
kolera di negara maju. Itu dijual dengan merek Sumycin, Terramycin,
Tetracyn, dan Panmycin, antara lain. Actisite adalah seperti
bentuk-serat benang, digunakan dalam aplikasi gigi. Hal ini juga
digunakan untuk memproduksi turunan semi-sintetik beberapa yang
bersama-sama dikenal sebagai antibiotik tetrasiklin (3).
Menurut farmakope Indonesia Edisi 4, Tetrasiklin memiliki pemerian
serbuk hablur kuning, tidak berbau. Stabil di udara tetapi pada
pemaparan dengan cahaya matahari kuat, menjadi gelap. Dalam laruta
dengan pH lebih kecil dari 2, potensi berkurang dan cepat rusak dalam
larutan alkali hidroksida (4).
Tetrasiklin mempunyai kelarutan
sangat sukar larut dalam air, larut dalam 50 bagian etanol (95%) P,
praktis tidak larut dalam kloroform P, dan dalam eter P. Larut dalam
asam encer, larut dalam alkali disertai peruraian (3).
Tetrasiklin adalah salah satu antibiotik yang dapat menghambat sintesis
protein pada perkembangan organisme. Antibiotik ini diketahui dapat
menghambat kalsifikasi dalam pembentukan tulang. Tetrasiklin diketahui
dapat menghambat sintesis protein pada sel prokariot maupun sel
eukariot. Mekanisme kerja penghambatannya, yaitu tetrasiklin menghambat
masuknya aminoasil-tRNA ke tempat aseptor A pada kompleks mRNA-ribosom,
sehingga menghalangi penggabungan asam amino ke rantai peptide (7).
BAB 2
MEKANISME AKSI
2.1. FARMAKOKINETIK
2.1.1. Absorbsi
Kira-kira 30-80% tetrasklin diserap lewat saluran cerna. Doksisiklin
dan minosiklin diserap lebih dari 90%. Absorpsi ini sebagian besar
berlangsung di lambung dan usus halus bagian atas. Berbagai faktor dapat
menghambat penyerapan tetrasiklin seperti adanya makanan dalam lambung
(kecuali doksisiklin dan monosiklin), pH tinggi, pembentukan kelat
(kompleks tetrasiklin dengan zat lain yang sukar diserap seperti kation
Ca2+, Mg2+, Fe2+, Al3+, yang terdapat dalam susu dan antasid). Oleh
sebab itu sebaiknya tetrasiklin diberikan sebelum atau 2 jam setelah
makan (1).
Tetrasiklin fosfat kompleks tidak terbukti lebih baik absorbsinya dari sediaan tetrasiklin biasa (1).
2.1.2. Distribusi
Dalam plasma serum jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma dalam
jumlah yang bervariasi. Pemberian oral 250 mg tetrasiklin,
klortetrasiklin dan oksitetrasiklin tiap 6 jam menghasilkan kadar
sekitar 2,0-2,5 μg/ml (1).
Masa paruh doksisiklin tidak
berubah pada insufisiensi ginjal sehingga obat ini boleh diberikan pada
gagal ginjal. Dalam cairan serebrospinal (CSS) kadar golongan
tetrasiklin hanya 10-20% kadar dalam serum. Penetrasi ke CSS ini tidak
tergantung dari adanya meningitis. Penetrasi ke cairan tubuh lain dalam
jaringan tubuh cukup baik. Obat golongan ini ditimbun dalam sistem
retikuloendotelial di hati, limpa dan sumsum tulang, serta di dentin dan
email gigi yang belum bererupsi. Golongan tetrasiklin menembus sawar
uri, dan terdapat dalam air susu ibu dalam kadar yang relatif tinggi.
Dibandingkan dengan tetrasiklin lainnya, daya penetrasi doksisiklin dan
minosiklin ke jaringan lebih baik (1).
2.1.3. Metabolisme
Obat golongan ini tidak dimetabolisme secara berarti di hati.
Doksisiklin dan minosiklin mengalami metabolisme di hati yang cukup
berarti sehingga aman diberikan pada pasien gagal ginjal (1).
2.1.4. Ekskresi
Golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin berdasarkan filtrasi
glomerulus. Pada pemberian per oral kira-kira 20-55% golongan
tetrasiklin diekskresi melalui urin. Golongan tetrasiklin yang
diekskresi oleh hati ke dalam empedu mencapai kadar 10 kali kadar serum.
Sebagian besar obat yang diekskresi ke dalam lumen usus ini mengalami
sirkulasi enterohepatik; maka obat ini masih terdapat dalam darah untuk
waktu lama setelah terapi dihentikan. Bila terjadi obstruksi pada
saluran empedu atau gangguan faal hati obat ini akan mengalami kumulasi
dalam darah. Obat yang tidak diserap diekskresi melalui tinja (1).
Antibiotik golongan tetrasiklin yang diberi per oral dibagi menjadi 3 golongan berdasarkan sifat farmakokinetiknya, yaitu :
a.
Tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin. Absorpsi kelompok
tetrasiklin ini tidak lengkap dengan masa paruh 6-12 jam.
b.
Demetilklortetrasiklin. Absorpsinya lebih baik dari masa paruhnya
kira-kira 16 jam sehingga cukup diberikan 150mg per oral tiap 6 jam.
c.
Doksisiklin dan minosiklin. Absorpsinya baik sekali dan masa paruhnya
17-20 jam. Tetrasiklin golongan ini cukup diberikan 1 atau 2 kali 100 mg
sehari (1).
2.2. FARMAKODINAMIK
Golongan
tetrasiklin menghambat sintesisprotein bakteri pada ribosomnya. Paling
sedikit terjadi dua proses dalam masuknya anti biotik ke dalam ribosom
bakteri gram negative, pertama secara difusi pasif melalui kanal
hidrofilik, kedua melalui sistem transport aktif. Setelah masuk anti
biotik berikatan secara revarsible dengan ribosom 30S dan mencegah
ikatan tRNA – amino asil pada kompleks mRNA – ribosom. Hal tersebut
mencegah perpanjangan rantai peptida yang sedang tumbuh dan berakibat
terhentinya sintesis protein (1)
2.3. INTERAKSI OBAT
Golongan tetrasiklin dengan antasida ( termasuk garan alimunium,
kalsium, atau magnsium), garam besi, garan zink. Menyababkan absorpsi
dan kadar serum tetrasiklin turun.
Pengatasan : tetrasiklin diberikan 1 jam sebalum atau 2 jam setelah antasida.
Golongan tetrasiklin dengan garam bismuth menyebabkan kadar serum tetrasiklin turun.
Pengatasan : bismuth diberikan 2 jam setelah tetrasiklin
Golongan tetrasiklin dengan cholestyramine atau colestipol menyebabkan
absorpsi tetrasiklin turun sehingga kadar serumnya juga turun.
Pengatasan : bila perlu dilakukan penyesuaian dosis tetrasiklin.
Golongan tetrasiklin dengan pengalkali urin (contoh: Na. Laktat, K.
Sitrat) menyababkan terjadi peningkatan ekskresi dan penurunan kadar
serum tetrasiklin.
Pengatasan : pemisahan waktu pemakaian 3-4
jam atau bila perlu dilakukan peningkatan dosis tetrasiklin ( jika pH
urin naik signifikan)
Golongan tetrasiklin dengan anti
koagulan oral. Efek antikoagualan meningkat karena berkurangnya vitamin K
yang diproduksi bakteri dalam usus akibat pemakaian tetrasiklin.
Pengatasan : monitor parameter anti koagualan dan bila perlu dosis anti koagualan disesuaikan.
Golongan tetrasiklin dengan kontrasepsi oral. Tetrasiklin mempengaruhi
resirkulasi enterohepatik kontrasepsi steroid, sehingga menurunkan
efeknya.
Golongan tetrasiklin denga digoxin. Dapat terjadi
peningkatan kadar serum digoxin pada sejumlah kecil pasien ( sekitar
10%).
Pengatasan : monitor kadar digoxin dan tanda-tanda toksisitasnya.